Manusia yang ingin terbaik tentu dia akan terus melakukan evaluasi, berbeda manusia yang biasa-biasa saja, bisa jadi terkadang evaluasi terkadang tidak, dan lebih buruk lagi tidak melakukan evaluasi sedikitpun apa saja yang telah dilakukan didunia untuk bekal akhirat agar lebih baik dari kemarin.
Kita sebagai orang tua harus mengevaluasi diri, anak-anak kita apa yang akan dilakukan untuk hari besok (akhirat) kemudian jika telah melakukan aktivitas tersebut bagaimana evaluasinya agar kita, dihari ini lebih baik dari kemarin kemudian besok lebih baik dari sekarang.
Allah swt berfirman dalam surat Al-Hasr: 18,19
Pada masa Kekhilafahan Islam, pada saat ummat Islam masih dipimpin seorang Khalifah, Ulama besar yakni Hasan Bashri rahimakullah berkata : Orang beriman memimpin atas dirinya, dia mengevaluasi dirinya karena Allah, sesungguhnya yang paling ringan evaluasi suatu kaum adalah mereka mengevaluasi diri mereka sendiri didunia, sesungguhnya yang paling berat adalah di hitung amalannya diakhirat karena mereka tidak melakukan evaluasi diri (didunia).
Siapa saja yang tidak melakukan evaluasi maka tidak bisa melihat kekuranganya, dia tidak akan berusaha memperbaiki amalannya agar lebih baik dari kemarin, kita sebagai orang tua memeriksa dengan benar apakah seluruh kewajiban yang Allah perintahkan sudah kita kerjakan dengan baik, benar dan ikhlash, dan apakah saya menambah amalan sunnah secara istiqomah atau belum, bagaimana dengan keharaman sudahkah ditinggalkan semuanya? dan amalan mubah sudahkah dikurangi agar kita tidak termasuk orang yang merugi kelak. Sebab Allah tidak akan menerima amalan jika tidak berasal dari-Nya.
Sudahkah kita siap, jika kita ditanya pada hari Kiamat sebagaimana hadist Rasululullah:
Kita juga perlu mengevaluasi bahwa apakah amalan kita semuanya dilakukan karena mengharapkan ridho Allah, atau karena makhlukhnya ingin dipuji, disanjung atau dihargai. Jika masih ada yang salah dengan tujuan amal segera kita memperbaiki niat dan maksud kita beramal sholeh dengan baik dan sesegera mungkin, tanpa menunda-nunda.
Umar Ibn Al-khottab ra berkata: Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab dan ditimbang perbuatan kalian…
Kita diingatkan Allah swt kelak di hari kiamat dalam surat Al-Mujadilah: 6
Dalam Surat Ali Imron : 30 Allah swt berfirman:
Muhasabah diri perkara yang sangat penting, kita tidak bisa memperbaiki diri kecuali jika kita mengevaluasi apa yang telah kita lakukan dan memperbaikinya jika ada kekurangan dan cacat, nasehatilah Anak kita “wahai anakku sayang..periksalah amalan didunia sebelum kamu diperiksa amalan di akhirat…..ingatlah orang-orang yang mengingkari pertemuan dengan Allah maka mereka akan menemui penyesalan”.
Allah swt berfirman dalam surat Al-An’am :31
"Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan Pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu."
Kita memohonkan kepada Allah agar kita dan anak-anak kita, tidak dimasukkan kepada orang yang menyesal di akherat kelak.[]
Kita sebagai orang tua harus mengevaluasi diri, anak-anak kita apa yang akan dilakukan untuk hari besok (akhirat) kemudian jika telah melakukan aktivitas tersebut bagaimana evaluasinya agar kita, dihari ini lebih baik dari kemarin kemudian besok lebih baik dari sekarang.
Allah swt berfirman dalam surat Al-Hasr: 18,19
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ. وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah jamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik."Pada masa Kekhilafahan Islam, pada saat ummat Islam masih dipimpin seorang Khalifah, Ulama besar yakni Hasan Bashri rahimakullah berkata : Orang beriman memimpin atas dirinya, dia mengevaluasi dirinya karena Allah, sesungguhnya yang paling ringan evaluasi suatu kaum adalah mereka mengevaluasi diri mereka sendiri didunia, sesungguhnya yang paling berat adalah di hitung amalannya diakhirat karena mereka tidak melakukan evaluasi diri (didunia).
Siapa saja yang tidak melakukan evaluasi maka tidak bisa melihat kekuranganya, dia tidak akan berusaha memperbaiki amalannya agar lebih baik dari kemarin, kita sebagai orang tua memeriksa dengan benar apakah seluruh kewajiban yang Allah perintahkan sudah kita kerjakan dengan baik, benar dan ikhlash, dan apakah saya menambah amalan sunnah secara istiqomah atau belum, bagaimana dengan keharaman sudahkah ditinggalkan semuanya? dan amalan mubah sudahkah dikurangi agar kita tidak termasuk orang yang merugi kelak. Sebab Allah tidak akan menerima amalan jika tidak berasal dari-Nya.
Sudahkah kita siap, jika kita ditanya pada hari Kiamat sebagaimana hadist Rasululullah:
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ
"Kedua kaki seorang hamba tida bergeser (pada Hari Kiamat) sehingga dia ditanya tentang umurnya, untuk apa dia menghabiskannya, tentang ilmunya apa yang dilakukan dengannya, tentang hartanya dari mana dia memperolehnya dan di mana dia menginfakkannya dan tentang jasadnya untuk apa dia menggunakannya.” ( HR at-Tirmidzi) dan dia berkata “Hadist Hasan Shahih)Kita juga perlu mengevaluasi bahwa apakah amalan kita semuanya dilakukan karena mengharapkan ridho Allah, atau karena makhlukhnya ingin dipuji, disanjung atau dihargai. Jika masih ada yang salah dengan tujuan amal segera kita memperbaiki niat dan maksud kita beramal sholeh dengan baik dan sesegera mungkin, tanpa menunda-nunda.
Umar Ibn Al-khottab ra berkata: Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab dan ditimbang perbuatan kalian…
Kita diingatkan Allah swt kelak di hari kiamat dalam surat Al-Mujadilah: 6
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
"Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, Padahal mereka telah melupakannya. dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu."Dalam Surat Ali Imron : 30 Allah swt berfirman:
يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ
"Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya."Muhasabah diri perkara yang sangat penting, kita tidak bisa memperbaiki diri kecuali jika kita mengevaluasi apa yang telah kita lakukan dan memperbaikinya jika ada kekurangan dan cacat, nasehatilah Anak kita “wahai anakku sayang..periksalah amalan didunia sebelum kamu diperiksa amalan di akhirat…..ingatlah orang-orang yang mengingkari pertemuan dengan Allah maka mereka akan menemui penyesalan”.
Allah swt berfirman dalam surat Al-An’am :31
"Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan Pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu."
Kita memohonkan kepada Allah agar kita dan anak-anak kita, tidak dimasukkan kepada orang yang menyesal di akherat kelak.[]
0 komentar:
Posting Komentar